Jumat, 09 November 2012

Menjelajah Negeri Penjajah


Sepeda tua jaman Napoleon sudah siap bertempur
Yang kudapat dari tempat pembuangan akhir
Sedikit makanan tersirat banyak energi sudah kubungkus
Semua hasil dari jarahan kebun orang lain
Hatiku tak sabar menjelajahi negeri penjajah
Negeri miskin yang tak punya sumber daya alam
Namun kaya raya hasil hisapan negeriku selama berabad-abad
Bendera kecil kebanggaan bangsa ku ikat di stang sepeda
Biar kelihatan gagah dan menentang
Pemberian dari pemimpin organisasi terpelajar di kota A

Ku lewati jalan apa yang tertulis di peta
Dan penunjuk arah kompas yang ku gantungkan di leher
Dikanan dan kiri jalan yang kulihat banyak ladang-ladang
Ada beberapa rumah warga ketika ku masuki desa
Itu pun hanya bangunan kuno, jauh dari kesan modern
Tak satu pun gedung tinggi mewah berdiri tegak

Namanya juga sepeda tua
Ketika jalanan menanjak rasanya seperti mencari surga
Ketika jalanan turun rasanya seperti menuju neraka
Yang paling bahagia ketika jalanan datar, netral
Begitu juga dengan kehidupan, hidup netral adalah hidup aman
Pada kenyataannya manusia harus berjalan sejauh mungkin
Agar tahu kemampuan yang sebenarnya

Sang mentari mulai terbenam
Perjalanan yang sangat melelahkan
Lebih lelah dari apa yang aku bayangkan
Tubuhku basah kuyup diguyur hujan keringat
Di desa yang terlihat dekat dari mata segera ku sambangi
Terdapat rumah ibadah yang sedang dibangun
Aku meminta ijin untuk beristirahat
Malaikat-malaikat itu bahkan memberikanku gizi tambahan

Perjalanan ku lanjutkan menuju perbatasan negara
Antara negeri anggur dan negeri tintin
Jalan raya kali ini tak seperti biasanya, terlihat lebih lebar
Orang-orang melintas banyak yang membunyikan klakson
Ada juga yang teriak,  ada apa?
Mungkin dukungan, dalam hatiku
Beberapa saat kemudian mobil polisi memberhentikanku
Dua polisi turun dengan wajah yang sangar
Ternyata yang ku lewati adalah jalan bebas hambatan alias jalan tol
Ketawaku dalam hati mampu menghilangkan rasa takutku pada polisi
Sepeda dan aku diangkutnya sampai bukan jalan tol
Kartu mahasiswa hukum menyelamatkanku dari hukuman

Dari pengalaman diatas
Sesampai di negara tetangga aku beberapa kali mengambil kereta
Karena yang terlihat di peta hanya ada jalan bebas hambatan
Bagi pengguna sepeda itu tentu saja jalan banyak hambatan

Sesampai di negeri kincir angin
Benderaku berkibar bebas dengan gagah
Hatiku bangga dan rasanya ingin balik menjajah
Bukan menjajah tapi mengembalikan harta bangsaku ke tempat semula

Seorang sahabat menyambutku dengan hangat
Penyambutan khas pulau seribu pura
Melupakan sejenak kekesalan hati
Yang aku tahu ketika menabur benih jagung
Tidak mungkin tanaman gandum yang tumbuh


Sengkuni, Seine et Marne 10/11/2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar